Ia menyukai perempuan itu. Pikirnya dia perempuan soleh [yang menjalankan ajaran Islam]

Ia mulai membuntuti perempuan itu.

Sekali, lalu sekali lagi, ia terus membuntuti perempuan itu kemanapun dia pergi.

Sekali waktu, ketika perempuan ini pergi belanja kepasar, ia mengikuti dia dari dalam kendaraannya.

Ia kembali [kerumah perempuan itu] dan berkata,

‘Saya melihat putrimu di pasar dan saya menyukai dia. Saya ingin mengawinkan dia. Kamu setuju?’

Bapak itu menjawab, ‘Saya tidak punya anak perempuan.’ Teroris ISIS ini menyanggah, ‘Ya, kamu punya.’

‘Bukan, dia istri saya,’ jawab bapak tsb, kemudian bapak ini memanggil istrinya.

Istrinya datang memakai hijab [tanpa memakai penutup muka].

karena dia sedang di dalam rumah.

‘Inilah dia,’ [suaminya berkata].

‘Dia istri saya.’ [jelasnya]. Tetapi teroris ISIS ini tidak percaya perkataan bapak ini.

Teroris ini bersikeras untuk mengawinkan perempuan ini dan mengambil dari tangan suaminya.

Perempuan ini mempunyai dua anak perempuan dan satu anak kecil berumur 3 tahun.

Teroris ini membikin susah suami ini,

Dengan memfitnah kalau suami ini orang murtad dan anggota mata-mata Tentara Pembebasan Suriah.

Mereka menjebloskan suami ini kedalam penjara.

Akhirnya, teroris ini mengambil paksa perempuan ini dari tangan orang tuanya dan mengawinkan dia.