Ada kamp militer dimana kebanyakan diantaranya pembom bunuh diri bocah.

Mereka hanya dilatih sebentar.

Daesh mencekoki mereka dengan pemikiran jihadis mengenai para perawan di surga.

Daesh menjanjikan mereka istana di surga.

Dan Daesh kemudian mengirim mereka dengan mobil penuh bahan peledak.

Ketika mereka memulai pelajaran, para bocah tidak tahu apapun.

Jadi apapun yang diberi tahu oleh Syaikh, mereka menerimanya sebagai kebenaran.

Abu Abdullah, bekas tentara ISIS: Mereka mencoba meyakinkan aku untuk menjadi pembom bunuh diri.

Tapi aku tidak mau melakukannya.

Daesh mengatakan bahwa musuh mereka kafir, pemerkosa, melakukan kejahatan, minum alkohol.

Daesh akan membuat musuh mereka terlihat kafir kepada para bocah.

Lalu, mereka memberi bocah itu mobil peledak dan meyakinkannya untuk meledakkan diri sendiri.

Mereka pergi tanpa benar-benar mengetahui siapa yang mereka bunuh.

Tentu saja mereka Muslim.

Kamu cuma meledakkan diri sendiri.

Mereka meyakinkan para bocah bahwa korbannya tidak menerapkan hukum Allah.

Jangan terpancing untuk gabung Daesh.

Aku bersumpah kepada Allah, Daesh membunuh Muslim lain.

Perkataan tidak sama dengan kenyataan. Aku benar-benar hidup bersama Daesh.

Ini tidak adil. Daesh menindas kaum sipil dan masyarakat. Selalu kaum Muslim.

Memenggal kaum Muslim!

Aku hidup bersama Daesh selama 6-7 bulan.

Aku bersumpah aku hanya melihat mereka memenggal kaum Muslim.

Mereka tidak memenggal pengikut Syiah di Suriah atau yang lainnya.

Mereka hanya memenggal kaum Muslim dan menciptakan kebencian terhadap Islam.

Daesh memperlakukan kaum sipil dengan tidak adil. Mereka melanggar hak-hak kaum sipil.

Hati-hati Saudaraku. Jangan terpikat ke Daesh.

Mereka bukan orang benar.

Negara Islam cuma nama, bukan kenyataan.

Kebenaran tentang ISIS